"Control" Dalam
Manajemen
Kendali (Controlling)
Kendali, sering juga
disebut Pengawasan, Controlling atau, sering juga disebut pengendalian adalah
satu diantara beberapa fungsi manajemen berupa mengadakan penilaian, bila perlu
mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan
yang benar dengan tujuan yang telah digariskan semula. Bila ditinjau dari
proses, maka proses itu adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai
target yang diharapkan.
Pengawasan merupakan
tindakan seorang manejer untuk menilai dan mengendalikan jalan suatu kegiatan
yang mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Ada banyak pengertian
fungsi controlling menurut beberapa pakar, di antaranya:
- Pada tahun 1916, Henri Fayol merumuskan salah satu definisi pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen. Adalah pengendalian suatu usaha terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Controlling sangat penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
- Menurut George R. Terry, pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
- Menurut Harold Koontz, pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana yang dirancang untuk mencapainya tercapai.
Ø Empat
elemen dasar dalam sistem kontrol :
1. Karakteristik
atau kondisi dari sistem operasi yang akan diukur. Karakteristik dapat berupa
output dari sistem dalam tahap pemrosesan atau mungkin suatu kondisi yang
merupakan hasil dari sistem. Sebagai contoh dalam sistem sekolah dasar para jam
kerja guru atau keunggulan pengetahuan yang ditunjukkan oleh siswa pada ujian
nasional adalah contoh karakteristik yang dapat dipilih untuk pengukuran atau
kontrol.
2. Sensor,
merupakan sarana untuk mengukur karakteristik atau kondisi. Sebagai contoh
dalam sistem kontrol pengukuran kualitas dapat diandaikan oleh inspeksi visual
dari produk.
3. Komparator,
menentukan kebutuhan koreksi dengan membandingkan apa yang terjadi dengan apa
yang telah direncanakan. Beberapa penyimpangan dari rencana adalah biasa dan
diharapkan, tetapi ketika berada di luar variasi yang dapat diterima tindakan
korektif diperlukan. Ini melibatkan semacam tindakan pencegahan yang
menunjukkan bahwa kontrol yang baik sedang dicapai.
4. Aktivator, adalah tindakan korektif diambil
untuk mengembalikan sistem ke output yang diharapkan. Contohnya adalah seorang
karyawan diarahkan ulang untuk bagian-bagian yang gagal lulus pemeriksaan mutu
atau kepala sekolah yang memutuskan untuk membeli buku-buku tambahan untuk
meningkatkan kualitas siswa. Selama rencana dilakukan dalam batas-batas yang
diijinkan tindakan korektif tidak diperlukan.
ü Ada
tiga tipe pengawasan (controlling), yaitu :
1. Pengawasan
pendahuluan
Dirancang untuk
mengantisipasi adanya penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat
sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan
yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan.
Merupakan proses di
mana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu atau syarat
tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan - kegiatan bisa dilanjutkan,
untuk menjadi semacam peralatan “double check” yang telah menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan
umpan balik.
Mengukur hasil-hasil
dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar