NETIQUETTE
Netiquette singkatan
dari network etiquette atau Internet etiquette merupakan ketentuan atau
tata cara tertulis dalam sistem jaringan yang dipakai untuk melakukan
komunikasi, biasanya di dalam news group ,USENET, juga dalam e-mail. Sebenarnya
Netiquette merupakan hal penting untuk diketahui oleh kita semua karena saat
kita berinteraksi di internet dengan banyak orang bisa jadi apa yang kita
utarakan (ketik/tulis) tidak sama dengan prasangka pembacanya.
Berikut adalah penjelasan mengenai flaming, trolling,
dan junking.
1. Flaming
Flaming adalah tindakan posting atau mengirim
pesan yang tidak sopan melalui Internet. Pesan-pesan, yang disebut “flaming,”
dapat diposting dalam forum diskusi online atau newsgroup, atau dikirim via
e-mail atau instant messaging program. Daerah yang paling umum di mana flaming
terjadi adalah forum diskusi online, yang juga disebut buletin board.
Flaming sering mengarah pada perdagangan penghinaan
antara anggota dalam forum tertentu. Ini adalah hasil disayangkan, seperti yang
sering melempar diskusi tentang topik yang sah baik keluar jalur. Misalnya,
topik forum diskusi dapat “Memilih Mac atau PC.” Beberapa pengguna Mac dapat
memposting pesan sombong tentang manfaat dari Mac, yang pada gilirannya
mendorong respon dari pengguna PC menjelaskan mengapa Mac menghisap dan mengapa
Windows adalah jelas platform yang lebih baik. Pengguna Mac kemudian dapat
mengirim balasan mengatakan bahwa pengguna Mac, pada kenyataannya, suatu
spesies yang lebih cerdas yang tidak naif sebagai pengguna PC. Ini mengobarkan
serangan lebih pribadi dari pengguna PC, yang menghasut perang. Flaming bisa
dilakukan secara sengaja namun beberapa tidak. Hal ini karena pengguna mungkin
salah paham maksud dari pesan pengguna lain atau posting forum. Sebagai contoh,
seseorang mungkin membuat komentar sinis yang tidak dipahami sebagai sarkastis
oleh pengguna lain, yang mungkin tersinggung dengan pesan.
2. Trolling
Internet troll mengacu pada
orang yang mengirim pesan (atau juga pesan itu sendiri) di Internet dengan
tujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna
lainnya. Istilah ini diturunkan dari frasa “trolling for newbies” dan trollin g for fish, yang pertama kali
muncul di Usenet. Istilah ini juga
sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi dalam debat-debat panas
dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak peduli terhadap etika. Trolling sering
dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas
sosial dan aturan etiket diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering
memposisikan diri sebagai Devil’s Advocate, gadflies atau culture jammers, untuk menantang
pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan
untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.
3. Junking
Junk adalah kata kata yang tidak berguna untuk di post
seperti comment comment yang tidak penting. Junking ini juga biasanya terjadi
pada email yang sering disebut junk mail. Kita mendapat email yang tidak
penting seperti iklan iklan atau produk apapun yang sebenarnya belum kita
ikuti.
Contoh Kasus Netiquette
Dengan sangat menyesal,
sore tadi kami harus menghapus (delete) sebuah komentar seorang pembaca
Kompasiana yang sangat tidak bernetiket, tidak ada sopan-santunnya! Memberi
komentar atau menanggapi tulisan boleh-boleh saja, sebab itu cermin
demokratisasi. Tetapi bila komentar disampaikan secara tidak sopan, kasar,
sarkastis, nyinyir, mendiskreditkan penulis, dan “nggak nyambung”, kami tidak
akan memoderasinya (menayangkannya). Kalaupun sudah tayang seperti kasus tadi,
kami tidak segan untuk menghapusnya!
Seorang
pembaca Kompasiana (tidak usah kami sebutkan identitasnya), mengomentari
postingan Budiarto Shambazyberjudul Chicago 4 November 2008. Anehnya, komentar
yang disampaikan bukan pada masalah yang ditulis, akan tetapi mengomentari
penulisnya secara tidak proporsional. Sang penulis menjadi obyek serangan
cacimaki. Sangat tidak bernetiket, jauh dari sikap terpelajar, seakan-akan
tidak ada seorangpun yang mengajarinya peradaban.
Sopan santun di dunia maya sama saja seperti di dunia nyata, harus berpegang pada etiket. Masak kepada orang yang belum kenal langsung memaki-maki, di depan umum lagi!
Kompasiana adalah blog publik, dimana setiap tulisan maupun komentar dimungkinkan untuk ditayangkan, dibaca dan sekaligus dikomentari khalayak banyak. Saat pesta blogger berlangsung, Sabtu 22 November lalu, Kompasiana mulai membuka registrasi lengkap dengan tata-caranya bagi mereka yang berniat untuk menjadi penulis Kompasiana. Mengapa registrasi diberlakukan? Ini semata-mata agar penulis Kompasiana bukanlah anonimi alias “siluman”, tetapi orang yang berani menunjukkan identitasnya secara jelas, bahkan berani menampilkan foto dirinya sendiri!
Selama ini pembaca yang menukilkan komentar pada postingan tertentu tidak diharuskan melakukan registrasi. Dibiarkan bebas begitu saja, meski pada akhirnya harus dimoderasi. Mungkin ada baiknya juga jka si pemberi komentar pun kelak harus melakukan registrasi agar menjadi anggota Kompasiana terlebih dahulu. Tentu saja sikap ini harus diambil karena kita ingin menciptakan komunitas dengan identitas jelas, bukan mereka yang menyembunyikan identitas karena mungkin kurang percaya diri.
Kita ingin dan mendambakan komunitas yang berani berpendapat, bertanggung jawab atas apa yang ditulisnya, dan tetap memegang etiket bergaul di internet. Namun di sisi lain, Kompasiana tetap terbuka untuk dibaca dan dipetik manfaatnya oleh siapapun.
Sopan santun di dunia maya sama saja seperti di dunia nyata, harus berpegang pada etiket. Masak kepada orang yang belum kenal langsung memaki-maki, di depan umum lagi!
Kompasiana adalah blog publik, dimana setiap tulisan maupun komentar dimungkinkan untuk ditayangkan, dibaca dan sekaligus dikomentari khalayak banyak. Saat pesta blogger berlangsung, Sabtu 22 November lalu, Kompasiana mulai membuka registrasi lengkap dengan tata-caranya bagi mereka yang berniat untuk menjadi penulis Kompasiana. Mengapa registrasi diberlakukan? Ini semata-mata agar penulis Kompasiana bukanlah anonimi alias “siluman”, tetapi orang yang berani menunjukkan identitasnya secara jelas, bahkan berani menampilkan foto dirinya sendiri!
Selama ini pembaca yang menukilkan komentar pada postingan tertentu tidak diharuskan melakukan registrasi. Dibiarkan bebas begitu saja, meski pada akhirnya harus dimoderasi. Mungkin ada baiknya juga jka si pemberi komentar pun kelak harus melakukan registrasi agar menjadi anggota Kompasiana terlebih dahulu. Tentu saja sikap ini harus diambil karena kita ingin menciptakan komunitas dengan identitas jelas, bukan mereka yang menyembunyikan identitas karena mungkin kurang percaya diri.
Kita ingin dan mendambakan komunitas yang berani berpendapat, bertanggung jawab atas apa yang ditulisnya, dan tetap memegang etiket bergaul di internet. Namun di sisi lain, Kompasiana tetap terbuka untuk dibaca dan dipetik manfaatnya oleh siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar